cover
Contact Name
Dyah Gandasar
Contact Email
dyah.gandasari@gmail.com
Phone
+6282110285395
Journal Mail Official
dyah.gandasari@gmail.com
Editorial Address
Bogor Agricultural Develpoment Polytechnic Jln. Aria Surialaga No 1, Pasir Kuda Bogor 16119
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis
ISSN : 2599039X     EISSN : 25990381     DOI : https://doi.org/10.51852/
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis merupakan jurnal yang diterbitkan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, Kementerian Pertanian. Jurnal ini terbit dua kali dalam setahun, pada bulan Juni dan Desember. Artikel yang dimuat merupakan hasil penelitian dengan topik budidaya pertanian, ekonomi pertanian, agribisnis, produksi dan teknologi peternakan, ilmu nutrisi dan pakan ternak, dan kesehatan ternak.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 1 (2019)" : 5 Documents clear
EFEKTIVITAS FORMULASI PUPUK DAN PEMANGKASAN PUCUK TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI CABAI MERAH Dwiwanti Sulistyowati
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.696 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v3i1.178

Abstract

Manfaat pengembangan penelitian cabai merah(Capsicum annuum L.) adalah untukmeningkatkan produktivitas tanaman cabai merah, diperlukan untuk memenuhi permintaankonsumen baik dari dalam maupun luar negeri yang terus meningkat. Penelitian ini bertujuanmengetahui formulasi pupuk anorganik dan pemangkasan tunas yang tepat akan meningkatkankualitas dan kuantitas hasil tanaman cabai merah. Percobaan dilaksanakan pada bulan Mei–November 2018 bertempat di lahan percobaan STPP Bogor, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.Bahan yang digunakan dalam percobaan ini terdiri atas cabai merah varietas TM 999, pupuk NPK(16-16-16), pupuk kandang, kapur pertanian, pupuk daun, furadan, fungisida dan insektisida.Peralatan yang digunakan tray semai, alat-alat budidaya, dan alat-alat penunjang penelitianlainnya. Percobaan disusun dalam Rancangan Petak Tersarang (nested design) berupa formulasipupuk yaitu P1 = pupuk NPK (16:16:16) cair dosis 1000 kg/ha + gandasil D/B 2g/l dan P2 = pupukAB mix (cabai merah), dan diulang 3 ulangan. Faktor perlakuan terdiri atas empat taraf yaitu, N0 =tanpa pemangkasan (kontrol); N1 = pemangkasan pucuk pra-tanam (persemaian), N2 =pemangkasan semua tunas ketiak daun, N3 = pemangkasan tunas ketiak daun dibiarkan 2cabang. Diperoleh 8 kombinasi percobaan dengan 3 ulangan, sehingga terdapat 24 satuanpercobaan. Masing-masing satuan percobaan tersebut terdiri atas 20 tanaman. Sampelpengamatan non destructive pada setiap unit percobaan sebanyak 10 tanaman yang diambilsecara acak. Peubah yang diamati meliputi tinggi tanaman, dimater tajuk dan produksipertanaman. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap minggu sejak 2-10 MST (minggu setelahtanam) dengan cara mengukur tinggi tanaman dari permukaan tanah hingga titik tumbuh. Diametertajuk, dilakukan dengan mengukur diameter tajuk tanaman ketika pertumbuhan tanaman mencapaioptimal. Penghitungan produksi per tanaman, berupa total bobot panen per tanaman cabai.Perlakuan pemupukan NPK (P1) ataupun AB Mix (P2) tidak berpengaruh nyata pada karaktertinggi tanaman, diameter tajuk dan produksi per tanaman. Tidak terjadi interaksi antara perlakuanpupuk NPK dan AB Mix pada semua peubah yang diamati. Aplikasi pupuk NPK dan AB Mixmenunjukkan respon yang sama terhadap tinggi tanaman yaitu tertinggi pada pemangkasandengan menyisakan 2 (dua) tunas ketiak (N3) tidak berbeda dengan pemangkasan tunas pucuksaat semai (N1) dan seluruh tunas ketiak (N2), berbeda nyata dengan tanaman yang tidakdipangkas/kontrol (N0). Aplikasi pupuk AB Mix tidak memberikan pengaruh pada diameter tajuktanaman yang diapangkas ataupun tidak dipangkas (kontrol). Aplikasi pupuk NPK memberikanpengaruh diameter tajuk terbesar pada pemangkasan dengan menyisakan 2 (dua) tunas ketiak(N3), tidak berbeda nyata dengan pemangkasan tunas pucuk saat semai (N1) dan seluruh tunasketiak (N2), namun berbeda nyata dengan tidak dipangkas/kontrol (N0). Perlakuan pupuk NPKmenunjukkan produksi tanaman cabai merah terbesar pada pemangkasan tunas pucuk saat semai(N1) dan pemangkasan tunas ketiak dengan menyisakan 2 cabang (N3), berbeda nyata denganpemangkasan seluruh tunas ketiak (N2) dan tanaman yang tidak dipangkas/kontrol (N0).Perlakuan pupuk AB Mix menunjukkan produksi tanaman cabai merah terbesar padapemangkasan seluruh tunas ketiak (N2) dan pemangkasan tunas pucuk saat semai (N1), disusuloleh pemangkasan tunas ketiak dengan menyisakan 2 cabang (N3), dan berbeda nyata dengantanaman yang tidak dipangkas/kontrol (N0).
PENGARUH PENAMBAHAN FESES AYAM DALAM RANSUM TERHADAP PENINGKATAN BOBOT BADAN AYAM KAMPUNG UNGGUL BALITBANGTAN (AYAM KUB) Ikhwan Multida; Mutia Sari; Siti Nurlita; Sudrajat Sudrajat
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.347 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v3i1.384

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung feses ayam dan tepung feses ayam fermentasi terhadap peningkatan bobot badan ayam KUB. Penelitian menggunakan 45 ekor ayam KUB umur 4 minggu yang diberi perlakuan berbeda selama satu bulan. Pakan yang diberikan berupa tepung feses ayam dan tepung feses ayam fermentasi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas sembilan perlakuan dengan lima ulangan. Pakan komersil (pakan pabrik) sebagai kontrol (P0). Pakan alternatif terdiri atas campuran pakan pabrik dan tepung feses ayam murni, dengan campuran tepung feses sebagai berikut : P1 : 5%, P2 : 10%, P3 : 15%, P4 : 20%, dan campuran pakan pabrik dengan feses ayam fermentasi, dengan campuran tepung feses fermentasi sebagai berikut : P5 : 5%, P6 : 10%, P7 : 15%, P8 : 20%. Peubah yang diamati adalah Peningkatan Bobot Badan (PBB) dan feed convertion ratio (FCR). Berdasarkan hasil penelitian PBB yang didapat secara berturut-turut dari P0 hingga P8 yaitu : 227.4 g, 199.6 g, 158.4 g, 138 g, 142.4 g, 190.6 g, 157 g, 114.4 g, dan 130.6 g  Dan FCR yang dihasilkan secara berturut-turut dari P0 yaitu 2.35%, 2.55%, 2.56%, 2.83%, 2.72%, 2.56%, 2.69%, 2.83%, dan 2.71%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa P0 menunjukkan PBB tertinggi dan FCR terbaik disusul oleh P1. Meski dari segi PBB dan FCR P1 tidak mengalami kenaikan melebihi perlakuan kontrol namun P1 (perlakuan dengan tepung feses non fermentasi sebanyak 5%) dapat menghemat pengeluaran biaya pakan Rp.576 per ekor selama satu bulan perawatan. Penekanan biaya produksi akan semakin tinggi jika pemeliharaan dilakukan dalam skala besar dan jangka waktu yang lebih lama.
PENGOLAHAN SUSU MENJADI PRODUK SABUN SUSU SAPI INDIGOFERA ZOLLINGERIANA (GO-MILK SOAP) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI DAERAH PANGALENGAN BANDUNG SELATAN Yogi Abdul Ramdan; Sukmawati Utami; Endang Endrakasih
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.62 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v3i1.385

Abstract

Susu merupakan hasil produk peternakan yang kaya akan kandungan nurtrisi dan memiliki banyak manfaat bagi manusia. Pangalengan merupakan wilayah dataran tinggi yang berada di Propinsi Jawa Barat Kabupaten Bandung. Sebagian besar  mata pencaharian masyarakat di daerah Pangalengan  sebagai peternak sapi perah. Populasi sapi perah di Pangalengan saat ini mencapai 1300 ekor dengan produksi susu sapi mencapai 120 ton per hari. Permasalahnnya yang dihadapi peternak sapi perah di Pangalengan yaitu harga jual susu sapi segar yang relatif rendah yakni Rp. 4500-Rp. 5000/liter.Harga tersebut belum mampu menutupi biaya operasional yang dikelurkan oleh peternak. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan nilai jual susu adalah dengan mengolahnya menjadi produk olahan seperti sabun.  Pengolahan susu menjadi sabun dapat meningkatkan harga jual sampai 4 kali lipat dari harga jual susu segar.  Sabun susu sapi dikenal memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan kulit diantaranya memperbaiki jaringan kulit yang rusak, mencegah kanker kulit, menghilangkan sel kulit mati, melembabkan kulit dan juga menjaga keasmaan pH kulit. Sedangkan tanaman Indogofera zollingeriana merupakan tanaman yang memiliki kandungan vitamin A, D, E dan K serta bahan aktif  berupa betakaroten yang berpotensi sebagai antioksidan. Kandungan ini dibutuhkan untuk melindungi kulit dari radikal bebas yang merusak dan menjadi penyebab utama penuanaan dini.Fungsi lain dari betakaroten untuk membantu mencegaheritema/kulit memerah akibat radiasi UV.Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data secara langsung berbasis penyuluhan kepadapara peternak. Sabun alami campuran susu sapi dan daun Indigofera zollingeriana yang diberi nama GO-MILK SOAP  ini memadukan khasiat dari susu sapi dan Indigofera, yang kaya akan manfaat dan aman untuk kulitmeski digunakan dalam jangka waktu panjang karena komposisi bahan yang digunakan berasal dari bahan-bahan alami.
EKSTRAK JAHE (Zingiber officinale) DAN MADU (Mel) SEBAGAI PENGAWET ALAMI SUSU PASTEURISASI Doni Abeng; Liza Ramadhani; Endang Endrakasih; Robiah Robiah
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.472 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v3i1.386

Abstract

Pemanfaatan bahan bioaktif alami  seperti jahe dan madu sebagai bahan pengawet menjadi salah satu alternatif dalam mempertahan mutu susu pasteurisasi. Jahe  merupakan sumber daya hayati Indonesia yang dimanfaatkan sebagai bumbu dan obat. Jahe mengandung senyawa minyak menguap (volatil) dan minyak tidak menguap (non-volatil), serta pati. Minyak menguap atau minyak atsiri, merupakan komponen pemberi aroma (bau) khas pada jahe. Madu mengandung senyawa antibakteri yang dapat mencegah pertumbuhan mikroba sehingga dapat memberikan efek awet terhadap susu pasteurisasi. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan ekstrak jahe dan madu untuk mengetahui pengaruhnya terhadap lama penyimpanan susu pasteurisasi. Jahe diekstraksi tanpa bahan campuran lain. Variabel perlakuan terdiri dari susu pasteurisasi tanpa gula dan penambahan gula 10%, pasteurisasi ditambahkan gula dan jahe, pasteurisasi gula dan madu, pasteurisasi gula madu dan jahe serta pasteurisasi madu  tanpa gula. Perlakuan dilakukan dengan tiga kali ulangan. Peubah yang diamati yaitu tingkat keasaman susu (pH) dan waktu penyimpanan sebagai perlakuan berulang (0 jam-48 jam). Pengamatan dilakukan setiap 6 jam sekali. Masing–masing ulangan terdiri atas 100 ml susu pasteurisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya simpan terlama pada susu pasteurisasi dengan penambahan madu tanpa gula. Semakin tinggi kadar konsentrasi madu (madu yang ditambahkan 10%, 15%, 20%) daya simpan susu semakin lama. Semakin tinggi kadar konsentrasi jahe susu pasteurisasi semakin mudah rusak. pH susu tidak bergantung pada kondisi susu, namun pada lama penyimpanan. Semakin lama penyimpanan susu, pH nya semakin rendah namun tidak mempengaruhi kondisi fisiknya.
Evaluasi kesesuaian lahan tanaman pisang (musa acuminata colla.) di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat Fitra Syawal Harahap; Hilwa Walida; Abdul Rauf; Iman Arman; Makruf Wicaksono
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.82 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v3i1.387

Abstract

Evaluasi lahan merupakan suatu pendekatan atau cara untuk menilai potensi sumber dayalahan. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi dan atau arahan penggunaan lahan yangdiperlukan, dan akhirnya nilai harapan produksi yang kemungkinan akan diperoleh. Pemanfaatanlahan di Kecamatan Salak perlu didukung dengan Informasi mengenai kesesuaian lahan makadilakukan evaluasi karakteristik tingkat kesesuaian lahan di areal tersebut, untuk menganalisisusaha–usaha perbaikan yang bertujuan meningkatkan produktivitas, serta membuat peta kesesuaianlahan aktual dan kesesuaian lahan potensial komoditi unggulan di Kecamatan tersebut. Metode yangdi gunakan adalah metode survei. Satuan unit lahan berdasarkan peta tanah, peta kemiringan lereng,peta ketinggian tempat, peta tutupan lahan, terdiri dari 8 unit lahan. Metode analisisnya adalahdengan metode membandingkan (matching). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesesuaianlahan untuk tanaman Pisang Kondisi lahan aktual menjadi Potensial yang sesuai dibudidayakan diKecamatan Salak Untuk Tanaman Pisang adalah Faktor pembatas ketersediaan hara (na), rejimsuhu (tc), media perakaran (rc), retensi hara (nr) dan bahaya erosi (eh). Usaha perbaikan yang dapatdilakukan yaitu pembuatan drainase, pengapuran CaCO3, pemberian bahan organic, pembuatanteras atau menanam sejajar dengan kontur dan pemupukan. Rejim suhu tidak dapat dilakukan usahaperbaikan.

Page 1 of 1 | Total Record : 5